Tren Rekrutmen 2019 Di Indonesia – Para HRD sepertinya harus merubah pola rekrutment untuk mendapatkan karyawan terbaik di tahun 2019 ini. Hal ini karena ada perbedaan zona generasi pencari kerja pada tahun 2019 di bandingkan pada ganerasi pencari kerja di tahun 2016 ke bawah. Hal ini terjadi karena indonesia sudah tren memasuki di titik tertinggi bonus demografi yang keseluruhannya adalah para generasi millennial. Selain itu tidak bisa di pungkiri akibat dari perkembangan teknologi yang sangat cepat, telah merubah pola kehidupan manusia di seluruh dunia termausk tren rekrutment. Banyak hal yang berkembang di tahun ini mulai dari Mesin absensi portbale dengan android, Software HR , hingga Tren perekrutan.
Maka dengan hal tersebut, di sini kami akan menjabarkan 6 Tren rekrutmen dan seputar HR di tahun 2017 ini :
- Lupakan Koran dan kertas selebaran Info lowongan Kerja
Berapa yang anda habiskan untuk biaya pemasangan iklan di koran ataupun mencetak selebaran informasi dan kini semua itu hanya akan membakar uang perusahaan anda. Tahun ini adalah giliran mereka yang berada pada area generasi millennial , generasi ini bukan tipe mereka yang tren membaca selebaran apalagi membaca koran tiap hari untuk mencari informasi perekrutan.Di era yang serba digital ini, kebiasaan dan pola hidup seseorang juga berbeda. Tak ada lagi istilah koran untuk mencari informasi perekrutan kerja bagi mereka, kini website layanan pencari kerja adalah sumber utama para pencari kerja untuk mencari info rekrutmen kerja, sehingga “Wajib” hukumnya bagi perusahaan untuk beralih dalam sistem penyebaran informasi lowongan rekrutmen kerja ke portal online pencari kerja seperti jobstreet.com, jobsdb.com dan lainya. - Stop membuang kertas hanya untuk membuat CV
Nyatanya anda para HR ataupun tim rekrutment hanya membaca selama 8 detik untuk membaca CV pencari kerja, bahkan “kejamnya” banyak yang terbuang dan tak terbaca. Kami menyarankan anda untuk tak lagi mengharuskan setiap pelamar membawa map penuh berisikan CV, Izajah dan lampiran lainnya. Bayangkan ada berapa juta pencari kerja di indonesia dan banyangkan pula berapa kertas yang di habiskan mereka semua belum lagi formulir rekrutment yang anda buat sendiri.Teknologi telah berkembang pesat, kita jangan terlalu “gaptek” dengan perkembangan tersebut. Cukup dengan menyertakan CV dll pada kolom email, anda telah mendapatkan data para pelamar secara realtime. Apalagi selain melalui email, ada banyak cara agar kita mendapatkan CV mereka, salah satunya adalah melalui layanan CV online seperti linkedin.com. Biasanya orang yang memiliki linkedin adalah tipe pekerja yang mengedepankan profesionalitas dan selain linkedin portal rekrutment dan informasi lowongan kerja juga akan mengirimkan CV pelamar ke HR tanpa harus di minta. - Sosial media lebih jujur di bandingkan Wawancara
Dengan banyaknya tips dan trik wawancara kerja, sekarang para pelamar kerja sudah lebih “pintar” dalam wawancara. Hal ini menyebabkan para pelamar dapat menunjukan keunggulan mereka seperti apa yang di inginkan tim rekrutment, padahal pada kenyataanya mereka tidak seperti itu.Untuk itu tidak ada salah anda mempertimbangkan untuk “menscreening” sosial media para pencari kerja untuk mengetahui kualitas sebenarnya dari mereka. Sosial media adalah cerminan jujur atas profesionalitas dan ideologi seseorang, maka dari itu banyak perusahaan besar yang melakukan rekrutmen melalui social media. - Karyawan pintar itu bagus, namun lebih bagus lagi jika “melek” Teknologi.
Karyawan yang memiliki kepintaran pada bidang yang di pekerjakan itu bagus karena dapat meningkatkan produktifitas itu bagus. Namun jika hanya “kepintaran” di bidangnya saja yang di utamakan akan membuat perusahaan kita rapuh. Di tahun 2017 ini kita melihat bagaimana banyak perusahaan besar yang tiba-tiba jatuh karena kalah persaingan dengan perusahaan yang masih baru namun menerapkan teknologi dalam menjanlankan perushaannya.Anda dapat melihat bagaimana kejatuhan perusahaan taksi di indonesia, semanjak transportasi online mulai menyebar di indonesia. Dan akhirnya perusahaan taksi biasa harus bekerja sama dengan taksi online untuk tetap bisa bertahan. Anda bisa lihat bagaimana bisnis hotel yang karam jika tak terintergrasi dengan layanan pemesanan secara online dan semua itu butuh pekerja yang “up to date” dalam teknologi, Mendirikan divisi bagian teknologi tak sepenuhnya berhasil menanggulangi ini, solusi terbaik adalah setiap orang di perusahaan dapat memahami teknologi dan bisnis di era digital ini.
Baca : Cara Menentukan Kenaikan Gaji Karyawan - Sistem kerja remote itu lebih produktif
Bekerja untuk hidup bukan hidup untuk bekerja, harus ada keseimbangan antara pekerjaan dengan kehidupan pribadi manusia. Dahulu bekerja itu identik dengan datang jam 8 pulang jam 5 sore dan memakai jas sebagai bentuk profesionalitas. Nyatanya hal tersebut justru tidak membuat para pekerja produktif.Memberikan beberapa hari dalam seminggu untuk bekerja secara remote ( jarak jauh/di luar kantor) adalah ide terbaik untuk meningkatkan produktifitas para pekerja. Bekerja secara remote membuat pekerja dapat menentukan jadwal kerja dan tempat yang dapat membuat mereka nyaman. Apalagi sekarang telah banyak aplikasi yang dapat membantu kolaborasi dan koordinasi pekerjaan secara jarak jauh. - Kenapa tidak dengan Freelance
Freelance atau pekerja paru waktu adalah para pekerja bebas yang berjalan sendiri, namun bukan artinya mereka tidak sehebat mereka yang bekerja di perusahaan besar. Anda harus menjadikan para freelance menjadi opsi pilihan anda untuk menjalankan beberapa proyek perusahaan anda. Ada beberapa pekerjaan di perusahaan anda yang justru akan membebani biaya perusahaan karena harus mengkontrak para pekerja baru, Sehingga menggunakan tenaga freelance adalah solusi terbaik dan tidak harus melakukan rekrutment pera pekerja baru yang pastinya cukup menamba biaya operasional perusahaan
Itulah 6 Tren Rekrutmen yang akan sering di jumpai pada tahun 2016 ini, sehingga baik perusahaan maupun pekerja harus dapat mengikutinya jika tidak ingin kalah dan tergusur dari yang lain.