Bootstrapping adalah salah satu aternatif yang digunakan para founder untuk membangun startup. Ada 2 motif menerapkan bootstrapping dalam menjalankan startupnya, yaitu di karenakan idealisme dan kondisi.
Bootstrapping adalah proses mendirikan sebuah startup, tanpa ada bantuan pendanaan dari investor maupun vanture capital. Dalam satu hal seorang founder memilih untuk bootstrapping, di karenakan rasa idealisme mereka. Founders ingin kontrol sepenuhnya di pegang mereka, baik dalam hal menajalankan strategi bisnis, pengelolaan operasional dan anggaran. Dan dalam satu hal lainnya, founder memilih bootstrapping di karenakan kondisi. Maksud kondisi disini adalah startup tersebut belum masuk dalam kriteria agar dapat di investasi oleh venture capital, maka dari itu founder terpaksa harus menjalankan startup secara mandiri tanpa bantuan eksternal, hingga akhirnya startup tersebut bisa mendapatkan investasi.
Menjalankan startup dengan bootstrapping sendiri memang memiliki beberapa keuntungan yaitu :
- Fokus pada produk bukan perintah investor
Sejak pertama sekali mengeluarkan ide dalam membuat startup, pastinya anda telah memiliki rancangan produk yang ingin di buat dan di realisasikan. Namun sering sekali ketika ide gemilang anda akhirnya terdanai oleh sebuah venture capital, justru membuat anda lebih banyak mendengarkan “perintah” dari sang VC di bandingkan fokus pada produk awal anda. Hal ini menyebabkan hasil dari produk yang di buat tidak sesuai dengan ekspetasi, anda hanya menjadi pekerja yang membuat ide pengembangan produk investor. Hal ini tidak akan terjadi jika bootstrap menjadi pilihan. Anda dapat menciptakan produk yang ingin anda buat sebebas mungkin dan intinya dalam proses pembuatan produk tetap dengarkan pendapat dan saran orang lain. - Eksekusi
Hal yang terpenting dalam startup bukanlah ide maupun businnes plan, tetapi Eksekusi. Maka dari itu jangan pernah takut mengutarakan ide dan rencana bisnis anda ke banyak orang. Ide yang sama bisa di miliki oleh jutaan orang yang berbeda, namun tidak dengan cara eksekusinya. Eksekusilah yang menjadi proses penentu apakah startup anda diterima atau tidak oleh pasar.
Memang biasanya VC memiliki orang-orang berpengalaman di bidangnya, namun belum tentu dapat mengeksekusi dengan baik. Untuk mendapatkan strategi eksekusi yang baik, perlu bekali-kali anda melakukan percobaan langsung kepelanggan. Jika 1 strategi eksekusi tidak berhasil, anda harus segera mencari strategi eksekusi yang baru hingga akhirnya menemukan yang cocok buat startup anda. Tentunya proses pergantian strategi eksekusi akan menjadi proses yang sulit dan lama, jika harus di proses melalui birokrasi sebuah venture capital. Selagi anda mengajukan proses pergantian strategi eksekusi pada VC, mungkin startup lain telah mendahuli anda. - Menjaga ideologi awal startup didirikan
Dengan tim yang kecil dan sudah ada sejak pertama kali mendirikan, pastinya akan memudahkan untuk berkolaborasi menghasilkan ide-ide unggul dalam menjalankan startup. Dengan bertambahnya investasi, biasanya anda akan menambah jumlah tim yang bekerja. Adanya orang-orang baru ini, bukan hanya menambah beban oprasional namun akan memunculkan ide-ide baru yang tidak sesuai dengan ideologi awal straup dibangun. Dan hal tersebut dapat mengintervensi dalam pengambilan keputusan, di tambah dengan besarnya kekuatan pengambilan keputusan yang dapat dilakukan oleh venture capital.
Baca juga : Apa itu Startup ? Dan ini hal yang harus kamu ketahui tentang dunia startup
Sebenarnya masih banyak lagi keuntungan yang di dapatkan, jika memilih bootstraping. Tetapi ada beberapa hal yang harus anda cermati dalam membangun startup secara bootstraping. Dengan bootstraping, anda akan bertarung secara sendirian tanpa bantuan dari para venture capital. Ada 9 tips dari kami bagaimana cara membangun startup secara bootstrapping agar dapat sukses berjalan, berikut ini adalah tipsnya :
1. Konsultasi dan Mentoring
Jika anda di danai oleh venture capital, mereka akan menyediakan kita mentor yang dapat membantu dalam menjalankan startup anda. Namun beda jika anda memilih bootstraping, anda harus mencari sendiri orang yang dapat menjadi mentor. Mau sehebat apapun kita, tetap saja kita perlu mentor yang dapat berbagi pengalaman dalam menjalankan startup. Untuk mencari mentor sebaiknya di mulai dengan aktif pada agenda-agenda kumpulnya para startup di kota anda. berinteraksilah sama siapa saja dan anda akan menemukan orang yang cocok menjadi mentor anda.
2. Hemat dan Efisien, akan mebuat anda lebih besar
Hemat dan efisien sepertinya hal yang pasti di sadari, oleh semua founder startup bootstrapping. Jangan pernah keluarkan biaya apapun yang tidak terlalu anda butuhkan dan cari cara agar sesuatu yang kecildapat dampak yang lebih besar. Anda tidak perlu membeli macbook keluaran terbaru agar tampak keren dan sukses, cukup sediakan PC rakitan bekas untuk bekerja. Jika drive anda penuh jangan terlalu berfikir untuk mencari harddisk eksternal, dengan dropbox dan penyimpanan cloud lainya dapat menjadi ruang penyimpanan alternatif. Jangan gunakan tools berbayar, jika tools gratisan memiliki kualitas yang sama.
3. Pilihlah Co-founder dengan bijak
Sering kali tim startup berisikan hanya para hacker, Biasanya tim yang di rekrut merupakan teman kuliah dulu. Dengan bootstrap, jumlah tim tidak banyak dan sebagian besar pekerjaan dilakukan secara internal, hal ini mengharuskan para founder dan co-founder memiliki skill yang saling melengkapi satu sama lain. Jika Anda memiliki skill yang berbeda dengan para co-founder, tentunya akan membuat startup anda memiliki kesempatan yang lebih baik untuk bisa melakukan segalanya lebih baik.
Baca juga : Rahasia Sukses Cara Menjalankan Clothing Line di Usia Muda
4. Rancanglah business plan yang dapat menghasilkan uang dengan cepat
Tidak semua startup dengan rencana bisnisnya masing-masing, dapat menerapkan pola bootstrapping. Karena ada beberapa model bisnis pada startup yang pada awalnya tidak akan mendapat uang sama sekali, mereka lebih fokus pada penguasaan pasar dan startup model ini tentunya butuh biaya sangat besar.
Startup yang berjalan secara bootstrapping, membutuhkan rencana bisnis yang secepat mungkin dapat menghasilkan uang. Kemudian dana yang ada dapat di putar untuk membesarkan startup. Tanpa adanya pemasukan sejak awal, anda akan banyak menghabiskan dana cadangan sebelum anda mendapatkan banyak pelanggan dan akhirnya startup harus exit lebih cepat.
Ide yang sangat bagus dan kreatif nih. Tapi apakah mungkin jika startup itu hanya di bangun oleh satu orang? Mohon informasi nya ya min Thank you
iyah kita harus terus berpikir kreatif