6 Kekurangan Bekerja Di Startup Yang Harus Kamu Ketahui
- StartUp

6 Kekurangan Bekerja Di Startup Yang Harus Kamu Ketahui

Bisa jadi anda saat ini sedang sangat menggandrungi dunia startup, segala informasi tentang kondisi startup di indonesia selalu anda ikuti. Sehingga tidak salah jika kini anda sangat mengharapkan dapat bekerja dan bergabung di dalam sebuah startup. Apalagi ketika anda mengetahui tentang beberapa startup di indonesia seperti GO-JEK, Tokopedia, Bukalapak dan lainnya yang mendapatkan pendanaan cukup besar. Sangat wajar ada rasa ingin dapat bekerja di sebuah startup, apalagi budaya kerja perusahaan ini memang lebih menyenangkan.

Jika pada artikel sebelumnya yang berjudul “Ingin Bekerja Di Mana, Perusahaan Startup Atau Konvensional ?” kita lebih membandingkan apa saja keuntungan bekerja di perusahaan startup dan konvensional. Maka untuk artikel kali ini anda akan mendapatkan informasi tentang kekurangan dan resiko bekerja di startup. Hal ini harus kamu ketahui sebelum bergabung dengan perusahaan startup, sehingga kamu tidak hanya tau yang “enaknya” saja.

Kondisi karier yang belum tentu aman

Perusahaan startup memang di design untuk tumbuh membesar dengan sangat cepat, anda dapat membandingkan perbedaan pertumbuhan Gojek dengan Garuda. Garuda merupakan maskapai plat merah yang telah ada sejak lama dengan memiliki jumlah pesawat yang sangat banyak, dan pada tahun 2016 di lansir nilai valuasi maskapai ini adalah sebesar Rp 9,8 triliun rupiah. Sekarang tahukah anda berapa nilai valuasi gojek ? Ya sekitar 17 Rp triliun. Padahal gojek baru mucul beberapa tahun belakangan ini dan yang lebih luar biasanya adalah gojek hampir tidak memiliki aset kecuali gedung kantor saja.

Walaupun di desain untuk dapat tumbuh dengan cepat, startup juga nyatanya dapat gagal dalam waktu cepat. Jumlah valuasi yang besar tidak dapat menjamin perusahaan tersebut dapat bertahan lama. Nyatanya, anda bisa lihat banyak startup kecil maupun besar seperti yahoo tumbang dengan cara yang tragis. Bukan hanya startup luar negeri saja, anda juga pasti telah mendengar berita beberapa startup di indonesia terpaksa memutus hubungan kerja para karyawannya bahkan menutup perusahaan secara tibat-tiba sehingga para karyawan belum siap untuk mencari pekerjaan baru.

Baca juga : Data Scientist, Profesi Paling Seksi Di Abad 21

Walaupun begitu, memang setiap perusahaan baik itu perusahaan konvensional dan startup pasti memiliki resiko untuk gagal bersaing. Tetapi masih banyak juga startup yang terus berinovasi sehingga tetap dapat bertahan di tingginya persaingan bisnis. Hal yang terpenting adalah anda harus teliti dahulu dengan kondisi stratup dan bagaimana sikap para pendirinya sebelum menjadi karyawan di perusahaan startup itu.

Sisi baiknya, dengan bekerja di startup anda dapat memiliki portofolio karir yang cepat meningkat, karena di startup untuk kenaikkan jabatan tidak di lihat dari usia dan lamanya anda bekerja. Sehingga anda bisa saja bulan depan dapat menjadi CMO ataupun jajaran direksi dan posisi tinggi lainnya. Tentunya jabatan tersebut tidak lebih mudah di dapatkan pada perusahaan kovensional.

Tidak semua startup dapat menggaji dengan tinggi

Selama ini anda mungkin saja terbiasa mendapatkan informasi tentang gaji besar jika bekerja di sebuah startup. Sebenarnya tidak ada yang salah dari informasi tersebut, namun perlu anda ketahui bahwa tidak semua startup dapat memberikan gaji besar. Hanya startup dengan pendanaan besar saja yang mampu memberi anda gaji besar, selebihnya mereka berusaha menghemat anggaran semaksimal mungkin termasuk dengan memberi gaji secukupnya,

Gaji tinggipun biasanya hanya pada posisi-posisi strategis untuk kebelangsungan bisnis startup tersebut. Demi untuk menghemat pengeluaran, bahkan rata-rata startup di indonesia hanya memberikan gaji dan THR saja tanpa ada bonus lainnya. Mungkin bagi anda yang pernah bekerja di perusahaan konvensional, hal ini pasti sangat tidak menyenangkan.

Baca juga : Ini Pekerjaan Dengan Gaji Tinggi Untuk Lulusan SMA Sederajat

Walaupun begitu sisi baiknya adalah tingkat persaingan untuk merebut sumber daya manusia yang berkualitas masih sangat tinggi di dunia startup indonesia. Para startup berusaha merebut hati SDM berkualitas untuk mau bekerja di tempatnya. Bahkan karena tingginya persaingan, banyak startup yang melakukan merger ataupun akusisi bukan untuk memperluas lini bisnis, melainkan agar mendapatkan pekerja berkualitas.

Arah perusahaan yang bisa berubah-ubah

Jika anda bekerja di perusahaan konvesional yang telah besar, perusahaan tersebut telah memiliki sebuah aturan tentang produk hingga target market yang jelas. Untuk startup sendiri, anda tidak akan melihat aturan ataupun pedoman yang jelas untuk itu. Startup biasanya berumur kurang dari 5 tahun, sehingga mereka belum sepenuhnya memahaminĀ  arah terbaik dalam bisnis mereka. Startup cendrung lebih merubah-rubah arah perusahaan seiring dengan berjalannya waktu, hingga pada akhirnya mampu menemukan arah yang benar dan tepat bagi mereka.

Sisi baiknya anda akan menemukan tantangan-tantangan baru yang belum pernah anda ketahui sebelumnya dan hal ini dapat menjadi pengalaman bermanfaat untuk kemajuan karir anda.

Mengerjakan pekerjaan di luar tugas anda

Tidak seperti perusahaan konvesional yang telah menyediakan dekripsi yang jelas tentang tugas dan pekerjaan anda. Di startup anda hanya tau duduk di posisi apa, namun dalam prakteknyas anda akan melakukan banyak hal yang tidak di singka. Jangan heran jika anda seorang programmer, tetapiĀ  di libatkan dalam divisi penjualan ataupun menjadi costumer service yang super ramah.

Baca juga : Punya Usaha Sampingan ? Perhatikan 5 Etika Bisnis Ini

Namanya juga startup yang memiliki keterbatasan dana, pemilik harus mencari akal untuk menghemat pengeluar termasuk menekan jumlah karyawan. Dan hasilnya adalah seseorang harus mampu mengerjakan pekerjaan di luar tugas seharusnya.

Jika di lihat dari sisi baiknya kamu bisa mengetahui banyak pekerjaan yang tidak dapat kamu ketahui ketika bekerja di perusahaan konvensional. Dengan mengerjakan banyak hal, akhirnya anda akan mengetahui bidang apa yang cocok dan benar-benar kamu sukai.

Kurangnya sarana untuk belajar

Lagi-lagi permasalahannya di awali oleh keterbatasan dana sebuah startup. Startup tidak memiliki banyak uang untuk dapat memfasilitasi karyawanya mengikuti pelatihan yang dapat meningkatkan keahliannya. Dengan pekerjaan yang banyak, para seniorpun tidak memiliki waktu untuk dapat memberikan anda pelajaran berharga. Maka dari itu kamu harus mampu membagi waktu untuk dapat belajar secara otodidak.

Namun hal baiknya, dengan begini kamu akan terbiasa untuk memecahkan masalah dengan kemampuan diri sendiri dan tidak terlalu banyak bergantung pada orang lain.

Jam kerja yang bisa lebih panjang

Di perusahaan startup memang kamu tidak akan pernah mendengar lagi istilah pergi jam 9 pulang jam 5 sore Anda bebas datang kapan saja dan pulang kapan saja, asalkan pekerjaan mu telah selesai. Walaupun dengan sistem ini semua orang terpacu untuk dapat cepat pulang, nyatanya justru banyak dari karyawan yang akhirnya pulang lebih lama. Hal ini lantaran pekerjaan yang belum siap sehingga harus lembur tanpa ada uang lembur khusus buat anda.

Untuk mengantisipasi jam kerja yang lebih panjang ada baiknya anda benar-benar dapat membagi waktu. Jangan terlalu banyak bermain ataupun tidur, walaupun itu di perbolehkan.

Baca juga : Peran Penting Media Sosial Dalam Perjalanan Karir Anda

Dari 6 hal kekurangan startup yang harus kamu ketahui di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa kerja di stratup itu penuh dengan hal-hal baru dan tantangan. Walaupun terasa berat, tetapi jika anda dapat mengatasi hal tersebut, maka anda akan mendapatkan sebuah pengalaman yang tidak akan pernah di rasakan jika pekerja di perusahaan konvesional.

Serkarang apakah kamu masih tetap ingin bekerja di startup ? Tuliskan pendapatmu di kolom komentar.

About MPSSOFT PT Mitra Pasifik Solusindo

Read All Posts By MPSSOFT PT Mitra Pasifik Solusindo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.