Banyak perusahaan yang Founder atau Co-Founder merangkap menjadi CEO. Karena itu, posisi atau jabatan ini bisa jadi terkesan permanen atau tidak dapat digantikan.
Namun kenyataannya tidak sepenuhnya demikian. Ada berbagai situasi dimana perusahaan harus merekrut seorang CEO baru, misalnya:
- Para founder merasa tidak memiliki pengalaman atau kompetensi bisnis yang cukup.
- Founder sudah memutuskan ingin fokus pada aspek tertentu dalam perusahaan, misalnya fokus pada pengembangan produk.
- CEO sebelumnya mengundurkan diri atau dibebastugaskan karena alasan personal atau berkinerja buruk.
Setiap tahun, sekitar 10-16% perusahaan mengganti CEO. Meski jabatan ini sangat penting, banyak perusahaan merasa belum siap menangani perubahan tersebut. Berdasarkan riset yang dilakukan Standford University, ada sekitar 39% perusahaan merasa belum memiliki kandidat internal yang cocok untuk menjabat sebagai CEO.
Secara harfiah, CEO masih merupakan seorang karyawan. Perusahaan harus memiliki gambaran jelas mengenai kriteria yang diinginkan dan sarana perekrutan yang ingin digunakan, selayaknya karyawan pada posisi lainnya. Dilansir dari techinasia.com ada sejumlah informasi mengenai proses perekrutran CEO yang perlu anda ketahui.
Dibutuhkan Kriteria Yang Jelas
Perusahaan bisa saja menginginkan CEO ideal untuk memimpin, berinovasi, dan cocok dengan budaya perusahaan. Selain itu, kriteria yang diperlukan perusahaan harus spesifik sesuai dengan situasi dan rencana perusahaan.
Penilaian kandidat harus mempertimbangkan berbagai faktor, seperti:
- Apakah CEO yang diinginkan memiliki latarbelakang serupa dengan CEO sebelumnya, atau berbeda?
- Apakah CEO yang diinginkan harus memiliki pengalaman sebagai CEO sebelumnya?
- Jika memilih kandidat dari luar, berapa ukuran perusahaan yang sebelumnya dipimpin oleh kandidat?
Seleksi posisi sentral seperti ini, terutama dalam perusahaan besar, pasti akan melibatkan banyak pihak yang mungkin berbeda pendapat. Misalnya, sang CEO ingin penggantinya memiliki latarbelakang serupa dengannya, sementara anggota dewan direksi mencari individu dengan sudut pandang baru.
Baca Juga:
- Manajemen Risiko Bisnis Online
- 3 Games Yang Bisa Tingkatkan Produktivitas & Kreatifitas Di Kantor
- Hal Yang Harus Diatasi Saat Perusahaan Stagnan
- Outsourcing Untuk Bisnis Anda
- Aplikasi Absesnsi Online
Evaluator seperti dewan direksi atau komusaris bisa memberi penilaian kandidat berdasarkan kebutuhan perusahaan. Di sisi lain, CEO sebelumnya harus memberi saran berdasarkan pengalaman kerjanya.
Karena itu, tak kalah pentingĀ adalah memastikan bahwa semua pihak yang terlibat dapat memperoleh konsensus mengenai kriteria yang mereka cari.
Seleksi Dari Kandidat Internal
54% perusahaan yang diteliti Standford University menyatakan bahwa mereka menempatkan kandidat prospektif di posisi COO untuk disiapkan sebagai CEO. Meski demikian, tidak berarti posisi tersebut semata-mata hanya merupakan tahapan menuju posisi CEO. Cara ini adalah opsi bagi perusahaan agar memastikan bahwa kandidat sudah terbiasa dengan dan siap mengimplementasikan visi perusahaan.
Walaupun dengan persiapan, performa bagus dalam posisi sebelumnya belum tentu akan menjamin performa bagus sebagai CEO. Seleksi internal sebaiknya hanya diterapkan pada kandidat yang telah bekerja cukup lama, sehingga performa dan potensi setiap kandidat dapat dinilai secara lebih menyeluruh.
Pencarian Dari Luar Perusahaan
Selain kandidat internal perusahaan, CEO juga dapat dipilih dari CEO atau eksekutif dari perusahaan lain. Contohnya, ketika Marrisa Mayer diangkat sebagai CEO Yahoo tahun 2012 setelah sebelumnya bekerja sebagai eksekutif senior di Google.
Salah satu benefit dari metode ini adalah perusahaan bisa memilih kandidat yang sudah terbukti memiliki kinerja baik. Pencarian eksternal biasa dilakukan saat perusahaan menginginkan perubahan direksi yang signifikan.
Namun pekerja yang sudah lama membangun perusahaan sebagai eksekutif senior kemungkinan besar akan merasa segan meninggalkan posisinya. Oleh karena itu perusahaan akan menawarkan gaji dan keuntungan lebih banyak untuk menarik kandidat eksternal.
Jika, kandidat dari internal yang dirasa memadai, perusahaan sebaiknya tidak menutup kemungkinan menarik kandidat dari luar. Selagi menyiapkan kandidat internal, perusahaan bisa membandingkan kinerja kandidat tersebut dengan daftar kandidat eksternal yang lebih potensial. Seorang CEO sebaiknya dipilih dari kandidat yang terbaik.